Bisnis digital memang memberikan banyak peluang, tetapi jalanya tidak selalu mulus. Masih ada risiko dan hambatan nyata yang tidak lain dihadapi oleh beberapa pengusaha maupun konsumen.
Salah satu risiko terbesar adalah keamanan data. Contohnya semisal kebocoran data pribadi dan penipuan online kerap kali menjadi gangguan seseorang masih ragu bertransaksi secara digital. Banyak kasus pencurian akun, penyalahgunaan kartu kredit, dan penipuan belanja online yang membuat masyarakat belum yakin serta trauma. Untuk menindaklanjuti hal ini, perusahaan perlu meningkatkan sistem keamanan siber, seperti enkripsi data, sistem otentikasi ganda, serta edukasi konsumen agar lebih waspada.
Hambatan lainnya adalah literasi digital yang rendah. Belum semua pengusaha, terutama UMKM di perdesaan, memahami cara menggunakan aplikasi digital. Mereka sering kesulitan mendaftarkan produk ke marketplace atau melakukan promosi online. Karena perlunya pelatihan dan edukasi digital dari pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas.
Selain itu, akses internet yang belum merata menjadi salah satu penghambatan serius. Di daerah perkotaan, bisnis digital berkembang pesat, sedangkan di daerah pelosok masih minim pengaksesan jaringan. Pemerintah perlu menangani masalah pemerataan infrastruktur digital supaya tidak ditemukan ketidakseimbangan ekonomi.
Risiko lainnya ialah persaingan ketat. Bisnis digital cenderung cepat menumpuknya pesaing karena semua orang bisa masuk ke pasar dengan mudah. Untuk itu, pengusaha harus pintar berinovasi dan menjaga kualitas produk agar tidak kalah saing.
Dengan strategi yang tepat dan akurat, risiko dan hambatan segera bisa terlaksana teratasi. Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan konsumen perlu dilaksanakan untuk membangun ekosistem bisnis digital yang sehat.